Bahasa Indonesia
Refleksi Bahasa
Untuk pelajaran bahasa indonesia, saya memilih karya yang ditaro di situs ini. Ini adalah sebuah esai mengenai poster. Poster pun adalah hal yang dinilai, dari projek tersebut. Yang kita ketik di esai tersebut adalah mengenai teknik komersial yang terpakai dalam poster tersebut. Misalnya, slogan, warna, gambar dan simbol. Itu semua adalah bagian-bagian yang dipakai dalam komersial. Komersial yang saya pilih adalah dalam model poster. Posterku adalah mengenai gedung DPR yang sedang bermasalah. Banyak orang protes mengenai gedung DPR sebab pemerintah memakan uang negara untuk membangun gedung yang berharga sejumlah 1.3 triliun. Menurutku juga tidak adil.
Menurut saya, saya tidak dapat nilai yang begitu parah sebab saya tidak dapat nilai dibawah 5. Esai tersebut adalah esai individual dan saya pikir esainya memuaskan. Saya bisa meningkatkan nilai dengan memberi penjelasan yang lebih detil dalam bagian simbol. Menurut saya bagian simbol terlalu minim dan harus di edit. Tapi, saya tidak tahu mau mengetik apa lagi.
Untuk pelajaran bahasa indonesia, saya memilih karya yang ditaro di situs ini. Ini adalah sebuah esai mengenai poster. Poster pun adalah hal yang dinilai, dari projek tersebut. Yang kita ketik di esai tersebut adalah mengenai teknik komersial yang terpakai dalam poster tersebut. Misalnya, slogan, warna, gambar dan simbol. Itu semua adalah bagian-bagian yang dipakai dalam komersial. Komersial yang saya pilih adalah dalam model poster. Posterku adalah mengenai gedung DPR yang sedang bermasalah. Banyak orang protes mengenai gedung DPR sebab pemerintah memakan uang negara untuk membangun gedung yang berharga sejumlah 1.3 triliun. Menurutku juga tidak adil.
Menurut saya, saya tidak dapat nilai yang begitu parah sebab saya tidak dapat nilai dibawah 5. Esai tersebut adalah esai individual dan saya pikir esainya memuaskan. Saya bisa meningkatkan nilai dengan memberi penjelasan yang lebih detil dalam bagian simbol. Menurut saya bagian simbol terlalu minim dan harus di edit. Tapi, saya tidak tahu mau mengetik apa lagi.
Aditya.W
7.2
20/05/2011
Chrismy Nella S
“Pedulilah Kepada Masyarakat!”
Bagaimana seharusnya pemerintah meminpin rakyat? Kita sebagai penduduk Indonesia yakin bahwa sebagai orang Indonesia pemimpin harus saling peduli satu dengan yang lain. Akan tetapi, masih ada konflik-konflik yang dialami oleh pemimpin kita. Seperti sebuah artikel yang telah saya baca yang berjudul “Kontroversi Gedung DPR.” Tujuan dari poster saya adalah untuk menunjukan orang-orang bahwa kami sebagai penduduk Indonesia harus lebih mementingkan orang lain daripada diri sendiri. Dari artikel yang telah saya baca, gedung tersebut akan ada sebuah kolam berenang. Ketika saya mendengar itu, telah terpikir, mengapa uang tersebut tidak diapakai untuk hal yang lebih penting? Bukan hanya saya tapi kebanyakan dari rakyat Indonesia juga berpikir seperti itu. Itulah alasan mengapa saya membuat poster ini.
Artikel tersebut adalah dari KOMPAS pada tanggal 08/04/2011 yang berjudul Kontroversi Gedung DPR. Artikel tersebut menjelaskan bahwa DPR telah merencana untuk membangun gedung DPR yang baru. Akan tetapi, gedung tersebut akan memakan 1.13 trilliun rupiah. Masyarakat segera beraksi, penduduk-penduduk Indonesia berkata bahwa pemerintah sangat pelit dan rakus sebab dana sebanyak itu dipakai untuk kepentingan mereka sendiri. Masyarakat menginginkan pemerintah untuk memberi dana tersebut lebih untuk kepentingan rakyat seperti untuk orang miskin. Seperti yang ditulis di artikel tersebut, pemerintah telah memakai uang sejumlah 1.13 triliun untuk membangun gedung baru. Itulah alasan utama untuk memilih artikel yang telah dibuat menjadi komersial. Aku memilih artikel tersebut sebab ketika saya baca artikel tersebut yang berjudul “Kontroversi Gedung DPR”. Terpikirlah bahwa pemerintah lebih memikirkan diri sendiri di hal tersebut, membuat kolam berenang sangat tidak sesuai dengan kebutuhan mereka.
Dalam poster saya, ada tiga orang miskin yang sedang duduk di depan pagar gedung DPR. Ketiga orang tersebut sedang kesal atas bangunan yang ada dibelakang mereka. Dibelakang mereka ada gedung DPR yang berkesan megah dan mewah. Di depan gedung ada pagar. Pagar tersebut adalah benda yang menjadi perbatasan antara ketiga orang miskin dan gedung DPR. Saya menggambar ketiga orang miskin sebab jika pemerintah membangun gedung tersebut, masyarakat akan lebih kekurangan uang dan akan protes kepada pemerintah. Uang yang dipakai seharusnya tersumbang untuk masyarakat.
Slogan yang saya pakai adalah “Pedulilah Kepada Masyarakat.” Dalam poster saya, ada banyak slogan yang telah terpikir. Akan tetapi, saya memilih slogan itu sebab slogan tersebut sangat sederhana, sangat berarti dan cocok dengan artikel saya. Slogan tersebut ditujuhkan kepada anggota DPR karena gedung tersebut adalah gedung DPR dan para- para anggota harus sadar bahwa mereka harus lebih pedulilah kepada masyarakat. Jika anggota DPR lebih peduli kepada masyarakat dan tidak membangun gedung tersebut, masyarakat tidak akan protes dan membuat masalah. Jika pemerintah tidak membangun gedung tersebut, tidak akan ada masalah-masalah seperti ini, rakyat pun akan lebih tenang.
Warna-warna yang telah saya pilih adalah warna-warna seperti kuning, emas, merah, coklat, hitam dan yang lain. Tipe warna-warna dibagi dua, diluar pagar gedung DPR, warna-warna sangat suram sebab menunjukan kemiskinan. Ketiga orang miskin memakai baju yang berwarna coklat dan hitam yang bermakna kemiskinan. Warna pagar gedung DPR pun warna hitam. Saya memilih warna hitam sebab pagar itu adalah benda yang memisahkan gedung DPR dan orang miskin, maka pagar itu hitam untuk menakuti tiga orang miskin tersebut agar mereka tidak akan masuk ke gedung DPR. Dibalik pagar ada gedung DPR yang berwarna kuning keemasan. Saya memilih warna itu sebab didalam gedung DPR ada anggota DPR yang sombong dan angkuh maka gedung harus melambangkan anggota DPR.
Poster saya tidak mengandung banyak simbol sebab artikel tersebut tidak perlu banyak simbol. Akan tetapi, ada satu simbol yang sangat essensial bagi poster tersebut. Simbol itu adalah gedung DPR, arti simbol tersebut adalah kemewahan dan keangkuhan. Tapi yang sebenarnya angkuh adalah orang yang didalam gedung tersebut yaitu anggota DPR. Warna yang saya pilih juga adalah simbol, warna pagar yang hitam adalah hitam untuk menakuti para orang miskin. Warna emas juga menyimbolkan keangkuhan dan kemewahan.
Sebagai kesimpulan, saya ingin berkata bahwa wakil rakyat Indonesia belum bisa saling peduli sebab buktinya mereka masih aja ingin melanjutkan pembangunan gedung DPR baru. Sebagai pemimpin bangsa, seharusnya para pemimpin lebih mememtingkan rakyatnya. Akan tetapi, kita sebagai penduduk Indonesia bisa melakukan sesuatu. Selain protes dan banyak ribut, kita harus pintar. Yang saya maksud oleh harus pintar adalah bahwa kita harus mengawasi pemerintah, kita sebagai rakyat Indonesia sudah bayar pajak. Akan tetapi mengapa jalanan masih bisa rusak? Dimanakah uang yang telah kita bayar terpakai? Dengan bertanya pertanyaan seperti ini, wakil rakyat akan tertekan dan akan lebih hati-hati dengan membuat keputusan.
7.2
20/05/2011
Chrismy Nella S
“Pedulilah Kepada Masyarakat!”
Bagaimana seharusnya pemerintah meminpin rakyat? Kita sebagai penduduk Indonesia yakin bahwa sebagai orang Indonesia pemimpin harus saling peduli satu dengan yang lain. Akan tetapi, masih ada konflik-konflik yang dialami oleh pemimpin kita. Seperti sebuah artikel yang telah saya baca yang berjudul “Kontroversi Gedung DPR.” Tujuan dari poster saya adalah untuk menunjukan orang-orang bahwa kami sebagai penduduk Indonesia harus lebih mementingkan orang lain daripada diri sendiri. Dari artikel yang telah saya baca, gedung tersebut akan ada sebuah kolam berenang. Ketika saya mendengar itu, telah terpikir, mengapa uang tersebut tidak diapakai untuk hal yang lebih penting? Bukan hanya saya tapi kebanyakan dari rakyat Indonesia juga berpikir seperti itu. Itulah alasan mengapa saya membuat poster ini.
Artikel tersebut adalah dari KOMPAS pada tanggal 08/04/2011 yang berjudul Kontroversi Gedung DPR. Artikel tersebut menjelaskan bahwa DPR telah merencana untuk membangun gedung DPR yang baru. Akan tetapi, gedung tersebut akan memakan 1.13 trilliun rupiah. Masyarakat segera beraksi, penduduk-penduduk Indonesia berkata bahwa pemerintah sangat pelit dan rakus sebab dana sebanyak itu dipakai untuk kepentingan mereka sendiri. Masyarakat menginginkan pemerintah untuk memberi dana tersebut lebih untuk kepentingan rakyat seperti untuk orang miskin. Seperti yang ditulis di artikel tersebut, pemerintah telah memakai uang sejumlah 1.13 triliun untuk membangun gedung baru. Itulah alasan utama untuk memilih artikel yang telah dibuat menjadi komersial. Aku memilih artikel tersebut sebab ketika saya baca artikel tersebut yang berjudul “Kontroversi Gedung DPR”. Terpikirlah bahwa pemerintah lebih memikirkan diri sendiri di hal tersebut, membuat kolam berenang sangat tidak sesuai dengan kebutuhan mereka.
Dalam poster saya, ada tiga orang miskin yang sedang duduk di depan pagar gedung DPR. Ketiga orang tersebut sedang kesal atas bangunan yang ada dibelakang mereka. Dibelakang mereka ada gedung DPR yang berkesan megah dan mewah. Di depan gedung ada pagar. Pagar tersebut adalah benda yang menjadi perbatasan antara ketiga orang miskin dan gedung DPR. Saya menggambar ketiga orang miskin sebab jika pemerintah membangun gedung tersebut, masyarakat akan lebih kekurangan uang dan akan protes kepada pemerintah. Uang yang dipakai seharusnya tersumbang untuk masyarakat.
Slogan yang saya pakai adalah “Pedulilah Kepada Masyarakat.” Dalam poster saya, ada banyak slogan yang telah terpikir. Akan tetapi, saya memilih slogan itu sebab slogan tersebut sangat sederhana, sangat berarti dan cocok dengan artikel saya. Slogan tersebut ditujuhkan kepada anggota DPR karena gedung tersebut adalah gedung DPR dan para- para anggota harus sadar bahwa mereka harus lebih pedulilah kepada masyarakat. Jika anggota DPR lebih peduli kepada masyarakat dan tidak membangun gedung tersebut, masyarakat tidak akan protes dan membuat masalah. Jika pemerintah tidak membangun gedung tersebut, tidak akan ada masalah-masalah seperti ini, rakyat pun akan lebih tenang.
Warna-warna yang telah saya pilih adalah warna-warna seperti kuning, emas, merah, coklat, hitam dan yang lain. Tipe warna-warna dibagi dua, diluar pagar gedung DPR, warna-warna sangat suram sebab menunjukan kemiskinan. Ketiga orang miskin memakai baju yang berwarna coklat dan hitam yang bermakna kemiskinan. Warna pagar gedung DPR pun warna hitam. Saya memilih warna hitam sebab pagar itu adalah benda yang memisahkan gedung DPR dan orang miskin, maka pagar itu hitam untuk menakuti tiga orang miskin tersebut agar mereka tidak akan masuk ke gedung DPR. Dibalik pagar ada gedung DPR yang berwarna kuning keemasan. Saya memilih warna itu sebab didalam gedung DPR ada anggota DPR yang sombong dan angkuh maka gedung harus melambangkan anggota DPR.
Poster saya tidak mengandung banyak simbol sebab artikel tersebut tidak perlu banyak simbol. Akan tetapi, ada satu simbol yang sangat essensial bagi poster tersebut. Simbol itu adalah gedung DPR, arti simbol tersebut adalah kemewahan dan keangkuhan. Tapi yang sebenarnya angkuh adalah orang yang didalam gedung tersebut yaitu anggota DPR. Warna yang saya pilih juga adalah simbol, warna pagar yang hitam adalah hitam untuk menakuti para orang miskin. Warna emas juga menyimbolkan keangkuhan dan kemewahan.
Sebagai kesimpulan, saya ingin berkata bahwa wakil rakyat Indonesia belum bisa saling peduli sebab buktinya mereka masih aja ingin melanjutkan pembangunan gedung DPR baru. Sebagai pemimpin bangsa, seharusnya para pemimpin lebih mememtingkan rakyatnya. Akan tetapi, kita sebagai penduduk Indonesia bisa melakukan sesuatu. Selain protes dan banyak ribut, kita harus pintar. Yang saya maksud oleh harus pintar adalah bahwa kita harus mengawasi pemerintah, kita sebagai rakyat Indonesia sudah bayar pajak. Akan tetapi mengapa jalanan masih bisa rusak? Dimanakah uang yang telah kita bayar terpakai? Dengan bertanya pertanyaan seperti ini, wakil rakyat akan tertekan dan akan lebih hati-hati dengan membuat keputusan.