Bahasa Indonesia
Dalam kuartal 4 kita belajar mengenai pahlawan-pahlawan. Ada tiga macam pahlawan yang telah dipelajari selama kuartal empat, pahlawan nasional, pahlawan kick andy dan pahlawan versi kita masing-masing. Untuk pahlawan nasional, saya memilih Sultan Hasanuddin, untuk pahlawan kick andy saya dapat Didik Nini Thowok. Untuk pahlawan versi saya sendiri, saya memilih ayah. Untuk pahlawan nasional dan pahlawan versi kick andy, kita harus membuat artikel untuk kedua topik. Tapi presentasi harus tiga-tiganya, hal yang saya pilih untuk digiport adalah artikel pahlawan nasional.
Tak Mudah Ditaklukkan
Sentul City, kegigihan Sultan Hasanuddin mampu mempertahan Kerajaan Gowa dalam penjajahan Belanda. Tanpa jasa-jasa beliau, Makassar tidak akan memiliki kebebasan seperti saat ini.
Harapan seorang Sultan Hasanuddin yang sangat tinggi menimbulkan kegigihan dalam hatinya untuk mempertahan Kerajaan Gowa dari penjajahan Belanda. Pria kelahiran 12 Januari tahun 1631 ini telah mengorbankan nyawanya untuk memberi kebebasan bagi Kerajaan Gowa, atau sekarang lebih dikenal dengan Makassar.
Penguasaan jalur perdagangan Kerajaan Gowa diwilayah timur Indonesia telah menarik perhatian Belanda yang sedang berusaha untuk menguasai jalur perdagangan rempah-rempah dengan menundukkan kerajaan-kerajaan kecil. Di lain pihak, kecerdasan Sultan Hasanuddin untuk menyatukan kekuatan kerajaan-kerajaan kecil demi mengakhiri kekuasaan Belanda memberi perlawanan berat bagi Belanda. Peperangan tahun 1660 antara Kerajaan Gowa dengan Belanda memberi banyak tantangan bagi Sultan Hasanuddin dan anak buahnya. Pasukan Belanda tidak hanya memiliki armada perang yang besar, jumlah mereka juga diperkuat oleh Kerajaan Bone, yang pernah ditaklukkan oleh Kerajaan Gowa. Pertahanan Kerajaan Gowa dalam menahan penerobosan Kolonial Belanda dan Kerajaan Bone jelas sedang dilanda oleh kekalahan, namun semangat Sultan Hasanuddin yang berkobar memberi peluang dan harapan bagi Kerajaan Gowa.
Perperangan antara Kerajaan Gowa dan Belanda berlanjut sampai tanggal 18 November 1667 dimana Sultan Hasanuddin terdesak dan akhirnya sepakat untuk menandatangani perjanjian Bongaya. Perjanjian Bongaya memberi berbagai manfaat dan keuntungan bagi Kolonial Belanda tetapi merugikan
masyarakat Kerajaan Gowa. Ketidakadilan dari perjanjian Bongaya pun memicu Sultan Hasanuddin dan anak buahnya untuk bangkit dan berperang dengan pasukan Belanda. Namun karena Belanda sangat kuat, Benteng Sombaopu yang merupakan pertahanan terakhir Kerajaan Gowa, berhasil dimusnahkan oleh pasukan Belanda. Pendirian Sultan Hasanuddin yang sangat tinggi mencegahnya untuk bekerjasama dengan Belanda. Pria yang wafat pada tanggal 12 Juni 1670 ini tidak pernah lari dari tanggung jawabnya.
Semangat Sultan Hasanuddin serta pasukannya menuntun mereka untuk menghadapi Kolonial Belanda dan Kerajaan Bone untuk kesekian kalinya. Tidak hanya pertahanan benteng yang tak mudah ditaklukkan melainkan tekad yang kuat. Kegigihan seorang Sultan Hasanuddin tak dapat dibanding oleh siapapun. Beliau adalah seorang pemimpin sekaligus pahlawan yang memiliki semangat yang luar biasa. Semangatnya bagaikan api yang tak kunjung padam. Ia tidak pernah menyerah sampai titik darah terakhir, benar-benar pria yang tak mudah ditaklukkan.
Sultan Hasanuddin juga merupakan seorang yang selalu bekerja keras, dedikasinya untuk membebaskan Kerajaan Gowa sungguh membuktikkan cintanya terhadap bangsanya. Ia adalah sosok yang layak menjadi contoh untuk generasi muda bangsa karena kebanyakan dari anak-anak muda jaman sekarang memilih jalan pintas untuk menyelesaikan tantangan-tantangan dalam kehidupan mereka masing-masing daripada bekerja keras. Kebiasaan ini harus perlahan-lahan diluruskan karena jika tidak, sewaktu mereka beranjak dewasa, akan sulit untuk mengatasi masalah-masalah yang ada.
Walaupun sudah lama sekali semenjak kepergian Sultan Hasanuddin, tetapi jasa-jasanya untuk Makassar tetap dihargai oleh masyarakat setempat. Ia memang meninggal dalam kekalahan, tetapi perjuangannya untuk membebaskan Makassar sangat berharga. Marilah kita sebagai generasi muda Indonesia mengikuti jejak Sultan Hasanuddin sebagai orang yang bekerja keras. Jangan mudah menyerah, jangalah takut akan kegagalan karena kegagalan akan menuntun kepada perkembangan. Jadilah seorang Sultan Hasanuddin, seorang yang tak mudah ditaklukkan! (AW)
Bibliografi
Ajisaka, Arya. Biografi Sultan Hasanuddin. Shvoong. 15 April 2011. Web. 28 April 2012.<http://id.shvoong.com/humanities/history/2147854-biografi-sultan-hasanuddin/>
Gamal, Komandoko. Atlas Pahlawan Indonesia (pp. 325-328) . Yogyakarta: Quantum Ilmu, 2011. Media cetak.
Wikara, Dadang. Wawancara pribadi: 2 April 2012.
Sentul City, kegigihan Sultan Hasanuddin mampu mempertahan Kerajaan Gowa dalam penjajahan Belanda. Tanpa jasa-jasa beliau, Makassar tidak akan memiliki kebebasan seperti saat ini.
Harapan seorang Sultan Hasanuddin yang sangat tinggi menimbulkan kegigihan dalam hatinya untuk mempertahan Kerajaan Gowa dari penjajahan Belanda. Pria kelahiran 12 Januari tahun 1631 ini telah mengorbankan nyawanya untuk memberi kebebasan bagi Kerajaan Gowa, atau sekarang lebih dikenal dengan Makassar.
Penguasaan jalur perdagangan Kerajaan Gowa diwilayah timur Indonesia telah menarik perhatian Belanda yang sedang berusaha untuk menguasai jalur perdagangan rempah-rempah dengan menundukkan kerajaan-kerajaan kecil. Di lain pihak, kecerdasan Sultan Hasanuddin untuk menyatukan kekuatan kerajaan-kerajaan kecil demi mengakhiri kekuasaan Belanda memberi perlawanan berat bagi Belanda. Peperangan tahun 1660 antara Kerajaan Gowa dengan Belanda memberi banyak tantangan bagi Sultan Hasanuddin dan anak buahnya. Pasukan Belanda tidak hanya memiliki armada perang yang besar, jumlah mereka juga diperkuat oleh Kerajaan Bone, yang pernah ditaklukkan oleh Kerajaan Gowa. Pertahanan Kerajaan Gowa dalam menahan penerobosan Kolonial Belanda dan Kerajaan Bone jelas sedang dilanda oleh kekalahan, namun semangat Sultan Hasanuddin yang berkobar memberi peluang dan harapan bagi Kerajaan Gowa.
Perperangan antara Kerajaan Gowa dan Belanda berlanjut sampai tanggal 18 November 1667 dimana Sultan Hasanuddin terdesak dan akhirnya sepakat untuk menandatangani perjanjian Bongaya. Perjanjian Bongaya memberi berbagai manfaat dan keuntungan bagi Kolonial Belanda tetapi merugikan
masyarakat Kerajaan Gowa. Ketidakadilan dari perjanjian Bongaya pun memicu Sultan Hasanuddin dan anak buahnya untuk bangkit dan berperang dengan pasukan Belanda. Namun karena Belanda sangat kuat, Benteng Sombaopu yang merupakan pertahanan terakhir Kerajaan Gowa, berhasil dimusnahkan oleh pasukan Belanda. Pendirian Sultan Hasanuddin yang sangat tinggi mencegahnya untuk bekerjasama dengan Belanda. Pria yang wafat pada tanggal 12 Juni 1670 ini tidak pernah lari dari tanggung jawabnya.
Semangat Sultan Hasanuddin serta pasukannya menuntun mereka untuk menghadapi Kolonial Belanda dan Kerajaan Bone untuk kesekian kalinya. Tidak hanya pertahanan benteng yang tak mudah ditaklukkan melainkan tekad yang kuat. Kegigihan seorang Sultan Hasanuddin tak dapat dibanding oleh siapapun. Beliau adalah seorang pemimpin sekaligus pahlawan yang memiliki semangat yang luar biasa. Semangatnya bagaikan api yang tak kunjung padam. Ia tidak pernah menyerah sampai titik darah terakhir, benar-benar pria yang tak mudah ditaklukkan.
Sultan Hasanuddin juga merupakan seorang yang selalu bekerja keras, dedikasinya untuk membebaskan Kerajaan Gowa sungguh membuktikkan cintanya terhadap bangsanya. Ia adalah sosok yang layak menjadi contoh untuk generasi muda bangsa karena kebanyakan dari anak-anak muda jaman sekarang memilih jalan pintas untuk menyelesaikan tantangan-tantangan dalam kehidupan mereka masing-masing daripada bekerja keras. Kebiasaan ini harus perlahan-lahan diluruskan karena jika tidak, sewaktu mereka beranjak dewasa, akan sulit untuk mengatasi masalah-masalah yang ada.
Walaupun sudah lama sekali semenjak kepergian Sultan Hasanuddin, tetapi jasa-jasanya untuk Makassar tetap dihargai oleh masyarakat setempat. Ia memang meninggal dalam kekalahan, tetapi perjuangannya untuk membebaskan Makassar sangat berharga. Marilah kita sebagai generasi muda Indonesia mengikuti jejak Sultan Hasanuddin sebagai orang yang bekerja keras. Jangan mudah menyerah, jangalah takut akan kegagalan karena kegagalan akan menuntun kepada perkembangan. Jadilah seorang Sultan Hasanuddin, seorang yang tak mudah ditaklukkan! (AW)
Bibliografi
Ajisaka, Arya. Biografi Sultan Hasanuddin. Shvoong. 15 April 2011. Web. 28 April 2012.<http://id.shvoong.com/humanities/history/2147854-biografi-sultan-hasanuddin/>
Gamal, Komandoko. Atlas Pahlawan Indonesia (pp. 325-328) . Yogyakarta: Quantum Ilmu, 2011. Media cetak.
Wikara, Dadang. Wawancara pribadi: 2 April 2012.
Reflection
Untuk artikel ini saya berpikir saya sudah melakukan hal yang terbaik karena dari hasil nilai saya tidak begitu buruk. Saya telah bekerja keras untuk mendapatkan nilai saya. Tapi ada beberapa hal yang membuat saya tidak dapat mendapatkan nilai sempurna yaitu kesalahan kecil di susunan kalimat atau bahasa. Itulah hal yang saya akan perbaiki lain kali. IB learner profile yang saya telah belajar adalah reflective karena setelah mengetahui nilai artikel, saya memikir ulang dalam kesalahan di artikel agar bisa mendapatkan nilai yang lebih tinggi dalam masa depan.
Untuk artikel ini saya berpikir saya sudah melakukan hal yang terbaik karena dari hasil nilai saya tidak begitu buruk. Saya telah bekerja keras untuk mendapatkan nilai saya. Tapi ada beberapa hal yang membuat saya tidak dapat mendapatkan nilai sempurna yaitu kesalahan kecil di susunan kalimat atau bahasa. Itulah hal yang saya akan perbaiki lain kali. IB learner profile yang saya telah belajar adalah reflective karena setelah mengetahui nilai artikel, saya memikir ulang dalam kesalahan di artikel agar bisa mendapatkan nilai yang lebih tinggi dalam masa depan.